Hahaha. Saya sedang sibuk sekali, benar-benar sulit membagi waktu, bahkan di hari Minggu pun gue harus pergi ke kampus :)
Jadi,gue lagi iseng-iseng aja baca postingan anak-anak di facebook, dan saya nemu artikel ini.
Artikel ini dicopy dari dinding tim materi try out nasional 2012 yang ditulis oleh Rio Mudit.
"Dimana rumahmu Nak?
Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor
dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang
kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang
aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau
hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.
Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut
diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu
berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala
yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan
waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh
setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan
menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu
adalah waktu yang sia-sia. Anakku,kita memang berada
disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu
ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di
rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh
doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan
wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau
sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi
ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala
aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan
untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja
engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline.
Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu
hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang
ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber
engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau
habiskan didalam rahimku.. Anakku, ibu mendengar engkau
sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib
organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu .
Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu
.Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau
menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu
seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir
engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak
lebih penting dari anggota organisasimu nak ? Anakku,ibu
sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak
produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang
nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan
tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang
harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga
nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga
nak? Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku
agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada
jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu
membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada
sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi
lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata
memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak
ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau
ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu
selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku.. Kalau
boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang
organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana
profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ?
Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ? Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..
Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan
orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak
maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa
hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu
tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.
Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus,untuk mereka
sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih
berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena
tanpa ridhamu,Mustahil kuperoleh ridhaNya..."
JUJUR, aku nangis membacanya. Betapa segala kesibukan ini membuat aku kangen banget sama keluarga.. Padahal, aku kuliah di kotaku sendiri, dan tetap tinggal bersama orang tuaku. Tapi, kenapa rasanya mengobrol aja jarang?
Setiap hari pulang sore bahkan malam, lalu aku mulai sibuk mengerjakan tugas di depan laptop. Rasanya seperti mengobrol bersama keluarga adalah hal yang langka.
Aku agak sedikit merasa tidak enak, saat kemarin ibu ku bertanya, "Nduk, kamu kuliah kok sibuk sekali? Sampai harus pulang malam segala"
Hari ini, aku memang pulang sore lagi. Aku sempatkan bercanda bersama ibu dan adekku... Rasanya jiwa jadi tenang.. Terima kasih ibu atas semua doa dan dukunganmu :) Percayalah aku hanya ingin membuatmu bahagia dan bangga :) LOVE YOU MOM :)
klo kangen ibu tlpon aja...hehe
BalasHapusehem.
BalasHapuskamu bisa bantu aku
BalasHapusaku pengen punya fb aku tak bisa buat plaese
aku daina salam kenal
kan bisa tinggal buka www.facebook.com aja sayang :)
Hapus