4/25/2013

"Santai mbak bro"
"Duh, hapeku mana ya? Telponin dong rek"
"Hmmmm pancet aeee bingung hapene"
"Ciyus iki"

Oke, aku panik. Berkali-kali aku menelusuri setiap sudut tasku untuk menemukan benda putih bernama Shiro junior, handphone samsung champ warna putih ku yang usianya mungkin belum ada setahun. Gimana aku bisa tenang kalo Shiro junior ilang?

"Dicari dulu di tas, gak ketinggalan di kasur ta?"
"Engga inget, tapi kayaknya aku tadi liat jam di hape waktu di angkot"

Air mataku tak sanggup lagi terbendung, kamu mungkin tidak akan tahu betapa beratnya hari-hari terakhirku ini. Ibuku sakit tipes kemarin, dan beberapa hari lagi dia akan berangkat ke Tangerang, ada sebuah pelatihan matematika. Tiga bulan lamanya, aku mungkin tidak akan bisa menggantikan dirinya dengan baik selama dia pergi. Ditambah setumpuk tugas dan deadline yang mencengkikku perlahan. Aku menangis, tak tahan dengan semua ini. Aku tidak peduli berapa mata yang memandangku, heran mengapa aku menangis. Aku pergi ke kamar mandi, dan membayangkan semua yang aku ingat.

Waktu menunjukkan pukul tujuh tepat, aku bergegas memakai sepatu, meninggalkan hapeku di atas jok sepeda ayahku. Lalu aku berangkat, entahlah hape itu aku bawa atau tertinggal. Tiba-tiba saja aku sudah di angkutan umum, jalanan macet. Dan aku ingat melihat jam di hape, jam 07.21. Oke, kelas di mulai setengah jam lagi, bisa jadi aku terlambat. Untuk menit-menit berikutnya aku tak ingat apapun, mungkin aku tidur? Atau entahlah apa yang terjadi, aku turun untuk naik angkutan umum berikutnya, dan aku yakin, hapeku masih ada di tas. Sesampainya di kampus, aku panik dan mencari hape untuk melihat jam, takut kalau terlambat atau bagaimana. Dan aku tidak menemukannya di manapun. Bergegaslah aku ke kelas, tetap tidak tenang mencari benda itu.

"Coba tanya ke rumah dulu" usul temanku, yang sepertinya sih yakin aku meninggalkannya di rumah

Sebenarnya, aku tidak tahu apa yang aku takutkan, aku hanya tidak berani menelpon ke rumah. Ini bukan pertama kalinya aku menghilangkan hape, atau merusak sesuatu, tapi aku tidak ingin merusak suasana di rumah saat ini. Aku yakin mereka pasti marah besar. Walau akhirnya, aku sms juga ayahku, dan tentu saja hapeku tidak ada dirumah.

Kalau kau berada di sekitarku saat itu, mungkin kamu akan merasa iba. Wajahku memucat, galau maksimal, tidak konsen sama sekali, dan tidak punya mood untuk melakukan apapun. Setidaknya itu sampai kuliah berakhir. Beruntunglah aku punya teman-temanku untuk bercerita, lalu sholat, dan makan bakso super pedes, dan membiarkan semua emosi ku hilang.

"Positif thingking dulu, mungkin di rumah" kata temanku
"Udahlah, udah ilang, jangan PHP deh" 

Ya, aku yakin dia sudah hilang. Dan mungkin aku sudah tidak bisa bertemu Shiro junior lagi. Perjalanan pulang diwarnai kegelisahan dan lamunan, aku memeluk erat tas ku, seakan mungkin dia bisa saja hilang kalau tidak ku peluk. Aku takut.

Sampai di rumah, di luar dugaan orang tua ku biasa aja, seakan ini hal biasa bagi mereka. Sebagian hatiku merasa lega, sebagian lagi merasa tidak enak. Mungkin mood ibuku terutama lagi baik, dia kelihatan bahagia menceritakan harinya, jadi aku merasa 1000x lebih lega.

Good bye, Shiro Junior, semoga di manapun kamu, kamu mendapat pemilik yang lebih baik daripada aku.

Jadi, apakah kamu pernah menghilangkan sesuatu dan merasa sangat-sangat bersalah?

4 komentar:

  1. uzzz... itu sudah ke daftar ke GA, kerenn. sekarang sudah bisa jadi blogpreneur ya,,, selamat-selamat..

    harus makin semangat ya ngeblognya

    BalasHapus
  2. taun lalu, aku ngilangin kamera digital kado ultah dari mamahku. usia camdignya baru 3 bulan ji.. 3 BULAAAN :'( nyesek banget ituu... padahal lagi demen2nya foto2 sama kamera itu, lebih nyesek lagi karena itu kado dari mamah. awalnya aku takut sms mamah. tapi yaa akhirnya sms juga. dan ternyata balasan mamahnya gini 'innalillahi wa alhamdulillah... mungkin bukan rizki kita... insya Allah nanti dapet kamera lagi yg lebih bagus'. *jleb! baru deh aku berenti galaunya. hehehe *tapi masih terngiang2 sampe sekarang. diambil siapa yaa itu kamera.. padahal aku inget banget naro di kamar kos temenku di Jogja. #komencurhat

    BalasHapus
    Balasan
    1. nyesek banget lah pasti mbak :"
      disyukuri aja wes ya :3

      Hapus

terima kasih banyak sudah baca dan berkomentar dengan sopan :)