7/16/2014



Setelah merapikan barang dan ganti baju, kita semua nonton TV. Keluarga teman ayah juga sudah dating, merekapun menempati kamar ketiga dan keempat. Kedua anak mereka memilih kamar nomor empat, dan aku merasa prihatin kepada mereka. Selagi nonton TV, kita juga menikmati nasi kotak yang disediakan panitia liburan. Di sini, di ruang TV, suasananya biasa saja. Entah karena bersama banyak orang, atau karena TV yang menampilkan acara joget heboh, iya acara joget heboh yang itu.
Ibuku pergi ke dapur untuk mencuci wadah bekal makan kita. Aku belum melihat dapur daritadi, jadi aku memutuskan untuk menengok dapurnya. Dapur itu tertutup, tapi jelas ada suara di dalamnya dan jelas aku tadi melihat ibuku masuk ke dalam. Aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu dan masuk. Ngeekkk.Pintu tertutup di belakangku. Ternyata, pintunya memang yang tertutup otomatis gitu. Untungnya, memang ibuku ada di sana.
Aku tak mau berlama-lama di dapur, jadi aku langsung keluar saja. Aku bosan lihat TV, dan juga sudah kenyang. Jadi aku jalan-jalan aja lihat kamar ini. Di sini juga ada pintu kaca besar untuk keluar. Ternyata, pemandangan dari hotel ini gak begitu bagus, cuma perumahan warga sekitar aja. Aku jadi bersyukur tadi tidak jadi melihat pemandangan di jendela kamar utama. Karena memang tidak suka berlama-lama di suatu tempat di hotel ini sendirian, aku langsung pergi.
Di dinding-dinding kamar, selain lukisan-lukisan khas hotel yang entah kenapa menyeramkan ─ padahal gambarnya buah-buahan ─ terdapat satu gambar yang sepertinya denah. Saat aku lihat ternyata denah lantai 8. Akupun secara naluriah mencari lokasiku sekarang, kamar 1814. Adikku berdiri di sampingku dan mengatakan tentang tidak adanya kamar 1813. Iya, setelah kamar 1812 langsung 1813. Aku pernah dengar kalau banyak hotel ataupun gedung lainnya yang sengaja gak member nomor kamar dengan angka 13, tapi rasanya tetap saja merinding. Berarti harusnya kamarku ini yang dapat nomor 13 kan? Aku tidak percaya kalau angka 13 itu menandakan sial ataupun sesuatu yang horror, tapi aku tak bisa lagi menutupi kalau aku takut.
            Beberapa waktu kemudian, ibuku memanggil dari kamar. Aku disuruhnya untuk mengambil wadah makanan yang tadi dicuci ibuku di dapur. Gak mau. Gimana caranya aku bisa nolak kalau kayak gini. Ibu pasti marahin aku karena mikir yang enggak-enggak. Tapi aku gak mau masuk ke dapur lagi, apalagi sendirian dan pintunya bisa nutup sendiri.
            Akhirnya ya jelas aku tetap harus ke dapur. Aku memegang gagang pintu, dan keraguan kembali hadir di benakku. Aku memikirkan bagaimana caranya aku bisa masuk ke dapur tapi pintunya gak nutup. Aha! Akupun masuk ke dalam dapur dan mengambil satu wadah makanan. Ngeekk. Pintu hampir menutup. Dengan jurus seribu bayangan atau apalah itu, aku menangkap pintu itu sebelum menutup. Aku baru mengambil satu wadah, padahal ada dua lagi yang belum diambil. Jadi aku melakukan itu lagi. Setelah semua wadah sudah aku dapatkan, aku segera saja keluar dan menuju kamar ibu.
            Waktu semakin malam, dan mataku semakin ingin tidur. Jadi akupun mengajak adikku untuk tidur. Kamarku tidak seluas kamar utama, tapi jelas lebih luas dari kamar nomor empat. Di sini jendelanya kecil, akupun sudah gak tertarik untuk melihat-lihat ke jendela lagi. Entah karena memang gak ada pemandangan bagus, atau karena aku teringat kejadian di kamar utama. Selain itu di sini juga ada satu meja rias dan lemari, juga ada lukisan buah-buahan menyeramkan.
            Aku menghemapskan tubuh ke kasur. Kreeekkk. Kasurnya jebol?! Setelah aku lihat ternyata dipan kasur ini sudah dimakan rayap, jadi agak miring gitu. Waduh, kalau jebol jangan salahkan aku ya. Sepertinya, kamar ini jarang ditempati orang, buktinya pegawai hotel ini masa gak tau sih kalau ada kasur yang udah dimakan rayap gini. Pikiran itu malah semakin membuatku takut, jadi aku melupakannya. Belum lama setelah itu, mataku sudah terpejam.
          Padahal, aku ingin tidur nyenyak tanpa mimpi. Kenyataannya aku malah bermimpi. Dalam mimpiku aku melihat seorang wanita dan pria di atas kasur, sedang bercumbu mesra. Gila men, gue mimpi orang lagi begituan?! Tapi kemudian ada wanita, cantik, yang masuk ke dalam secara tiba-tiba. Pria dan wanita di kasur itupun terkejut. Wanita cantik tadipun menunjukkan ekspresi tak percaya, kecewa, dan marah sekaligus. Kemudian, dia berlari keluar...

(bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih banyak sudah baca dan berkomentar dengan sopan :)