3/02/2014

gambar angkot, dari eengsu
"Mergan, Bandulan! Mergan! Bandulan!"

Hari ini aku pulang siang hari, saat matahari masih di atas kepala. Bapak sopir angkutan kota sekarang sedang mengelap keringat di wajahnya, kemudian menikmati segarnya air dari botol minuman
kemasan sembari menunggu penumpang. Ada banyak anak sekolahan yang berebut masuk ke dalam. Penuh sesak dan di dalam rasanya

pengap, hingga membuat keringatku mulai bercucuran. Di sampingku ada seorang anak laki-laki SMP, mengeluarkan aroma-aroma manusia yang terpanggang matahari, sedang berbincang dengan dua orang temannya.

"Warnet seberang rumahku murah, bro"
"Yo? Nyoba yok"
"Oke, mampir rumahku yo, rek"
"Sip! Terserah, wes"

Di seberangku, anak-anak perempuan berbaju putih biru di ini ribut sendiri. Berbagai hal tentang ada PR apa hari ini sampai gosip tentang kakak kelas idaman, keluar dari mulut mereka. Tanpa pernah putus, semua kata-kata terus keluar, hingga aku bosan mendengarkan. Tapi tiba-tiba saja salah satu dari mereka memasang wajah galau ketika ditanya temannya.

"Loh? Kok kamu di facebook statusnya single sih Ta?"
"Hah? Kamu sama Rio putus? Serius Ta?"
"Iya.."
"Kenapa?"
"Jadi gini, kemarin itu aku lihat si Rio mention-mention si ulat bulu di twitter, aku cemburu. Trus kita marahan, yaudah aku putusin aja"
"Sayang banget, Ta, kalian kan udah 2 bulan pacaran loh"
"Iya, aku juga sedih banget, tapi aku rasa emang aku sama Rio udah beda prinsip sekarang"

Beberapa saat kemudian, ada seorang cewek yang naik ke angkot, dengan dandanan mau ke kondangan. Tapi mungkin dia sedikit salah kostum, heran juga saat melihatnya memakai seragam putih abu-abu. Dia duduk di pojok depan. Seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan sekitarnya, cewek itu terus memperhatikan smart phonenya, sembari mendengarkan musik lewat headset.

"Eh, eh ayu mbak e yo"
"Hahaha iyo , seksi"
"Ajak kenalan, ajak kenalan! Berani?"
"Malu, rek"
"Walah, cemen, pengecut kon le"
"Jancuk, kon!"

Tapi sepertinya musik yang didengarkan cewek SMA itu kencang banget, dia sama sekali tidak memperhatikan tingkah anak-anak SMP itu. Tetap saja, dia fokus pada benda canggih di tangannya. Justru aku yang merasa risih dengan sikap mereka yang ngomong kotor di depan umum. Masih bau kencur juga padahal. Tapi tak lama, akhirnya mereka turun dari angkot.

"Kiri, pak!"

"Eh, Ta, cowok-cowok tadi coleh juga loh, anak sekolah kita kan"
"Iya, anak kelas 8 tuh"
"Wah, kakak tingkat, cakep-cakep. Tapi masa naksirnya sama yang udah tua sih, mereka"
"Gak tau tuh, padahal cantik kan juga kita kan, hahahaha"

Sedangkan di depan, di samping pak sopir, ada seorang dengan seragam tukang parkir. Rupanya mereka pun terlibat dalam pembicaraan.

"Anak ku loh pak, minta sepeda motor. Padahal masih juga masuk SMP. Lagian, mau kredit itu kok gak cukup duit e"
"Anak ku iyo, tapi akhire tak kredit no sepeda pancal, pak"
"Iyo, rencana e aku yo tak kredit no sepeda pancal ae, pak. Tapi arek e ngotot pengen sepeda motor"

TIIINNN.. TIIINNNN..

Suara klakson mobil di belakang ini semakin kencang saja. Memang lagi macet, entah kenapa. Tapi sepertinya bapak sopir penasaran dan bertanya pada sopir di angkot sebelah. Sebenarnya, aku bingung juga bagaimana pak sopir sebelah itu bisa tau alasan kemacetan ini, padahal kita ada di posisi yang bersebelahan.

"WALAH, Lah kok macet seh. Pak, pak, iku ono opo?"
"Kecelakaan pak, di depan!
"Opo nabrak opo, pak?"
"Sepeda motor karo sepeda motor, arek SMP seng nabrak. Arek jaman saiki, pak. Masih bau kencur, tapi udah merasa dewasa"

Dari kisah nyata, ditambah sedikit bumbu imajinasi.

10 komentar:

  1. gua suka baca bahasa jawanya. meskipun gak ngerti sih. hehe
    anak2 jaman sekarang sih emang gitu. payah deh. di angkot itu kayaknya hampir semua refleksi kehidupan ada ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha masih bingung nih masalah basa jawa nya, gimana ya biar orang ngerti, tapi tetep masih ada unsur jawa :/
      iya bener, makanya aku angkat jadi cerita :)

      Hapus
  2. Anak remaja jaman sekarang ya pasti nggak lepas dari kisah : pacaran, pengen punya motor, dan gadget. Dan itulah yang dilihat dari sinetron" tv, kasiannya para penerus bangsa ini kalau yg dipikirin cuma itu mulu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah ya itu, sinetronnya juga makin kacau, generasi nya ya sama kacaunya :(

      Hapus
  3. haha njaluk sepeda motor malah dikreditno sepeda pancal, arek jaman saiki pancen koyok ngono, sek ambu kencur ae wes uendel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk yo timbange ditukokno sepeda motor, malah tambah gak beres :p

      Hapus
  4. Mungkin ini bagian dari globalisasi #apa

    BalasHapus
  5. mantap dah tulisannya, oh ya jangan lupa untuk kunjungan balik dan koment balik ya http://ane-aldi.blogspot.com/2014/03/pekerjaan-yang-cocok-untuk-orang-cerdas.html

    BalasHapus
  6. anak smp bawa motor? wow banget ya. padahal zamanku dulu ada yang bawa pun bakal langsung kena razia :D

    BalasHapus
  7. favorit banget iki, ditunggu CDA 2 nya

    BalasHapus

terima kasih banyak sudah baca dan berkomentar dengan sopan :)