5/21/2014

Akhir-akhir ini semakin banyak aja berita di tipi tentang pelecehan seks ke anak. Mulai kasus yang di JIS, sampe kasusnya Emon si "Raja Sodomi". Tentunya hal kayak gini ini bikin bertanya-tanya, kok bisa sih? Emangnya itu pelaku beneran gak doyan lagi sama yang udah gedhe ya? Atau emang kelainan? Trus kok bisa si anak sampe kayak gitu dan orangtua ga tau? Atau ga mau tau?

pelecehan seksual anak
pelecehan seksual anak
 Hal semacam ini kalau menurutku bisa terjadi salah satunya ya karena perkembangan jaman. Dulu pas kecil, kalau liat tipi pasti tontonannya kartun. Anak jaman sekarang? Sinetron dong! Sinetron yang jelas gak layak tonton, dengan adegan-adegan yang jelas tidak mendidik. Dulu pas kecil, paling canggih mainan gembot, sekarang? mulai game online sampe aplikasi android bisa dimainkan. Anak jaman sekarang gak tau kenapa ya, kok kayaknya betaaahhhh banget main di warnet. Padahal tau ndiri kan, gimana kejamnnya internet? Kita gak ada niat buat nyari sesuatu yang porno aja, bisa muncul link ke situs porno .__. *ketauan sering

Namanya setan kan gak kenal umur, siapa aja bisa dihasut. Apalagi jika anak-anak gak ngerti sama sekali tentang apa sebenernya seks itu dan apa fungsinya. Pastinya dengan mudah setan membujuk rayu. Mulai dari video-video di internet yang "gak sengaja" kelihat, akhirnya malah jadi sering lihat. Kemudian download. Kemudian sebarin lewat bluetooth ke temen-temennya. Kemudian apalagi kalau bukan mencoba "melakukan"? Melakukannya ya sama siapa lagi kalau bukan sama teman sendiri? Karena penasaran?

Itu baru ancaman dari teman sebaya, belum lagi sama orang yg lebih tua. Kasus-kasus yang ada saat ini mungkin akhirnya membuat orangtua menjadi lebih waspada terhadap orang-orang dewasa di sekitar anak. Baguslah. Karena, ya memang nafsu gak kenal umur! Sudah banyak terbukti kan orang dewasa yang melakukan pelecehan ke anak karena memang "tertarik" sama anak? Bisa jadi justru orang yang kita percaya, malah yang melakukan itu loh. Kayak guru si anak, pembantu, sampai pengasuh anak.

Belum lagi, jaman sekarang anak mungkin lebih mudah bersosialisasi dengan internet. Kalau jaman dulu, aku gak boleh ngobrol apalagi ikut sama orang yang gak kenal (karena takut diculik), jaman sekarang anak bisa-bisa aja kenalan sama orang asing via internet... Mungkin mereka awalnya akan suka, karena enak diajak ngobrol. Kemudian diajak jalan pun mau, karena biasanya pasti diimingi berbagai hadiah oleh pelaku. Akhirnya? Hilanglah keperawanan si anak.

Intinya, semua ini salah siapa sih? Pelaku? Jelas! Anak? Mungkin bukan, mereka tau apaa... Orangtua? Ya! Di manakah orangtua sampe gak tau anaknya dilecehkan orang lain? Saat ini peran orangtua kayaknya sudah mulai "bergeser" ya? Terkadang mereka menganggap bahwa tugas utama mereka adalah menghidupi keluarga. Mungkin mereka lupa, kalau yang lebih penting adalah melindungi keluarga itu sendiri. Tugas seorang ayah lah yang mencari nafkah, sedangkan ibu ya seharusnya menjaga anak-anak. Bukan berarti ibu gak boleh kerja ya, tapi harus bisa jaga anak-anak. Jangan sembarangan di titip ke pembantu atau ke pengasuh bayi. Kalaulah mau kerja, kan bisa dititip ke keluarga yang lain sebentar? Itupun keluarga yang lain juga harus bisa dipercaya loh, gak menutup kemungkinan terjadi yang gak diinginkan.

Saat di rumah pun, sebaiknya orangtua lebih care ke anak, tanya tadi ngapain aja di sekolah. Aku yakin kok, kalau ditanyai dengan sayang gitu, anak pasti lebih aktif untuk cerita kalau ada masalah. Bukan berarti kalau anak diam dan baik itu kalau diluar juga gitu loohh... Bisa jadi justru kalau anak keliatan pendiam, dia menyimpan sesuatu rapat-rapat.. Dampingi anak kalau lagi nonton TV atau mungkin berselancar di internet. Kalau perlu, tunjukkan ke anak apa yang ditunjukkan di TV itu benar atau salah.

Daaannn yang paling penting adalah, ajarkan anak tentang seks sejak dini. Weeitttsssss, ini bukan hal yang tabu loh ya! Kalau memang kata "seks" masih sulit diterima, diganti deh jadi "pelajaran tentang sistem reproduksi sejak dini" biar keliatan kayak pelajaran biologi. Kenapa sih perlu belajar seks? Karena nyatanya anak-anak banyak yg gak tau tentang ini. Tapi mereka sudah melakukannya, karena penasaran maupun karena kekerasan.

Pernah baca, ada yang namanya "underwear rules" atau peraturan daleman *yakali*. Ajarkan anak kalau tubuh yang ketutupan pakaian dalem itu milik pribadi, rahasia, gak boleh dilihat dan disentuh orang lain. Seiring bertumbuhnya anak, ajarkan fungsi alat kelamin pria dan wanita, yaitu untuk reproduksi manusia. Ajarkan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Dorong anak juga buat selalu cerita kalau ada masalah-masalah yang berhubungan dengan seks ini.

Jadi inget, dulu gue paham masalah seks (yang gak pernah diajari orangtua, tapi aku taunya dari internet dan buku), eh malah dikatain ngeres, mesum. Padahal, ini penting kan buat jaga diri kita sendiri? Toh maksud hati membacanya juga buat pengetahuan, bukan buat "mencoba-coba".

Well. That's all. Aku cuma berharap, semoga anak-anak kita kelak, generasi kita di masa depan, gak lebih hancur lagi dari sekarang. Karena kalau sampai pelecehan seksual anak sekarang semakin banyak, bagaimana dengan di masa yang akan datang?

10 komentar:

  1. Semoga kejadian ini gak berlah lagi.. berita kayak gini dalam waktu 2 minggu sudah banyak versi lainnya.. ya maksudnya kasus serupa lah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya semoga gak muncul lagi, sedih liat beritanya :(

      Hapus
  2. orang tua dan teman menjadi sangat penting sekarang. Orang tua harus menjaga dan mendidik, teman juga harus saling menjaga, bukann malah mengajak yg 'nggak-nggak'. Milih-milih teman itu juga penting. Dan yg ga kalah pentingnya, informasi yg didapet, jangan dibiasakan menonton berita tentang kriminal, atau penganiayaan, apalagi sinetron percintaan. memang ga bisa dilihat pengaruhnya, tapi dengan intennya melihat yg tidak baik, otak akan bekerja untuk mencari tahu dan mencobanya. #gitu kata temen psikologi saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wow, iya juga sih. apa yg kita lihat pasti diproses sama otak, dan akhirnya yaa bisa berpengaruh sama kebiasaan kita jugaaa

      Hapus
  3. Gue gak tau apa yang dipikirkan pelaku. Edian. :|

    BalasHapus
  4. Lihat ilustrasinya sudah serem... ngeri saya.
    Orangtua dan pola asuh di rumah (madrosatul ula) adalah yang paling penting menurut saya, jadi ketika anak-anak 'keluar' rumah dan mulai membentuk sosialnya yang lebih besar, dia sudah punya nilai dan moral serta norma-norma yang kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya karena orangtua adalah guru pertama setiap anak ^^

      Hapus
  5. Miris sekali melihat realita kenyataan ini. aku salut cara menulismu, pendeskripsian yang mantap, dan pemaparan realita secara sistematis. Kakak ini pernah ikut kejurnalistikan atau pers begitu ya! tulisanku bagus kak...

    Salam kenal ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah terima kasih! :)
      sayangnya belum pernah ikut pers, hehehe. salam kenal jg yaa ^^

      Hapus

terima kasih banyak sudah baca dan berkomentar dengan sopan :)